Kompetisi Liga Indonesia Digelar Satu Wilayah

PSSI akhirnya mengambil keputusan untuk menggelar kompetisi Liga Indonesia 2011/2012 memakai format satu wilayah. Keputusan tersebut ditetapkan dalam rapat Komite Eksekutif PSSI di Hotel Crown, Jakarta, Jumat, 16 September, malam.

"Suasana sangat kondusif, tidak ribut-ribut hanya miss informasi. Apapun yang terjadi tidak boleh bertentangan dengan kongres lalu, mengacu pada statuta PSSI," kata Ketua Umum PSSI Djohar Arifin. "Sudah diatur di kongres Bali tentang pelaksanan kompetisi, kita tidak ingin melanggar. Dalam kongres tahunan akan diperbaiki statuta itu."

Keputusan ini sekaligus menutup pro dan kontra tentang format kompetisi yang belakangan memang menjadi bahan perdebatan. Banyak yang menolak wacana dua wilayah seperti yang selama ini digadang-gadang PSSI.

Sebelumnya, Ketua Komite Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus, menyatakan kompetisi Liga Indonesia yang bakal dimulai 8 Oktober mendatang itu mengarah dua wilayah. Itu karena ada 36 klub yang dinilai telah memenuhi 15 item dari syarat profesional itu harus melengkapi ditambah inspeksi stadion yang ditetapkan AFC.

Anggota Komite Eksekutif dan sekaligus ketua komite hukum PSSI, La Nyalla Mattaliti, menambahkan bahwa peserta kompetisi level teratas Liga Indonesia musim depan hanya diikuti 18 klub. Artinya dari 36 klub yang sebelumnya sudah memenuhi syarat akan diverifikasi ulang.

"Sudah diputuskan untuk kompetisi tetap satu wilayah dengan 18 klub," kata La Nyalla. "Untuk klub-klubnya akan diverifikasi ulang."

Selain menetapkan format, rapat Komite Eksekutif PSSI tersebut juga memutuskan bahwa kompetisi level teratas Liga Indonesia bernama Liga Super Indonesia (LSI). Sementara PT Liga Prima Indonesia yang sebelumnya dipercaya sebagai penyelenggara kompetisi akan berubah.

"Nama tetap LSI. Demikian juga dengan level Divisi Utama sampai kompetisi ke bawahnya tidak ada yang berubah," kata La Nyala. "Untuk penyelenggara, kemungkinannya menggunakan PT yang lama (PT. Liga Indonesia). Karena yang baru (PT Liga Prima) belum disetujui oleh kami semua."

Sedangkan untuk wasit sebagai sarana dan prasarana yang menjadi hakim dalam sebuah pertandingan, seluruhnya akan diambil dari kompetisi sebelumnya. "Wasit masih menggunakan wasit LSI. Sementara untuk penggunaan LPI (Liga Premier Indonesia), kalau diterima akan digunakan," kata La Nyala. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar