Liga Indonesia Bakal Jadi yang Tergemuk di Dunia?

PSSI berencana13167130081594529342 mengubah sistem kompetisi Liga Indonesia yang sempat berjalan setengah musim.
Wacana yang berkembang liga Pro 1 atau level 1 akan diisi 24 klub. Jika hal itu benar-benar terjadi, berarti Liga Indonesia mendatang bakal jadi liga tergemuk atau pesertanya paling banyak di dunia.

Liga-liga elit di Eropa yang fansnya tersebar di seluruh dunia tak satupun yang jumlahnya mencapai 24 tim. Dua liga paling top yakni La Liga Spanyol dan Premier League Inggris misalnya, kontestannya hanya 20 tim. Sementara Liga Belanda dan Jerman pesertanya lebih sedikit lagi yakni masing-masing 18 tim.

Beralih ke benua Amerika tepatnya Amerika Latin, Primera Division (Argentina) dan Campeonato Brasileiro Série A (Brazil), jumlahnya juga tidak segemuk Indonesia. Kedua negara raksasa sepak bola dunia itu masing-masing hanya memiliki 20 klub peserta liga.

Gemuknya Liga Indonesia juga bakal tidak bisa disaingi liga lainnya di ranah Asia. Liga paling top yakni J-League (Jepang) dan K-League (Korea Selatan) misalnya hanya beranggotakan masing-masing 18 dan 16 klub.

Begitu juga dengan liga-liga yang dimiliki negara tetangga, jumlahnya tidak sebanyak yang direncanakan PSSI. Penguasa Asia Tenggara seperti Thailand hanya memiliki peserta liga 18 tim. Bahkan Liga Singapura, jumlah pesertanya hanya setengahnya saja, yakni 12 klub.

Jika rencana PSSI itu bakal jadi kenyataan, dipastikan Liga Indonesia akan menghabiskan waktu yang paling lama di dunia untuk menuntaskan satu musim kompetisi. Setiap pekan akan ada 12 pertandingan. Itu akan berlangsung selama 46 pekan, atau nyaris memakan waktu setahun.

Yang menjadi pertanyaan, akankah liga mendatang akan membawa dunia sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik? Tak ada jaminan sama sekali. Dengan format kompetisi ISL yang beranggotakan 18 tim saja masih banyak bolongnya, apalagi jika nanti pesertanya bertambah menjadi 24 tim.

Ini menjadi PR besar buat organisasi yang dipimpin Djohar Arifin Husin tersebut. Saat ini banyak nada ketidakpuasan muncul seiring dengan gampangnya organisasi ini didikte dengan pihak lain. Format kompetisi yang rencananya hanya satu wilayah misalnya, banyak dikritik karena memakan biaya yang tinggi bagi klub-klub yang tak akan menggunakan APBD lagi.

Adanya pesanan sponsor membuat PSSI tak bisa bergeming. Belum lagi titipan agar beberapa klub seperti PSMS, PSM, dan Persebaya yang seharusnya masuk level dua tapi dipaksakan di level satu karena pertimbangan fanatisme suporter.

Memang tak elok kiranya jika PSSI dihujani kritik tanpa memberi kesempatan kepada pengurusnya untuk merealisasikan visinya. Semoga saja angin perubahan ini bisa membawa perbaikan sepak bola Indonesia ke arah yang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar