Klub LPI Terlempar ke Divisi Utama

PSSI memutuskan tidak memberi tempat bagi tim eks Liga Primer Indonesia (LPI) di Liga Super Indonesia (ISL). Keputusaan ini pun menganulir putusan Komite Kompetisi yang memasukkan sejumlah klub eks LPI dan klub merger LPI ke kasta kompetisi tertinggi sepak bola nasional. Walhasil, tim seperti PSM Makassar terpaksa bermain di divisi utama yang berisikan 44 tim.

“Jadi, tim Liga Super hanya berdasarkan hasil kompetisi musim lalu. Untuk tim LPI, kami mengupayakan kemungkinan hukum yang bisa membuat mereka bermain di kompetisi. Mereka (eks LPI) akan bermain di divisi utama,” ujar Sekjen PSSI, Tri Goestoro.

Dia beralasan keputusan PSSI merujuk pada rapat komite eksekutif di mana jumlah tim yang bisa mengikuti kompetisi Liga Super hanya 18 tim. Sebanyak 18 tim ini pun diambil dari hasil kompetisi musim lalu, yakni 14 tim yang bertahan di Liga Super Indonesia dan empat tim promosi dari divisi utama.

Menyangkut keikutsertaan PSM Makassar di liga, PSSI memastikan bahwa tim asal Sulawesi Selatan itu telah terlepas dari sanksi PSSI dan bisa bergabung dengan tim lain di kompetisi. “Sanksi mereka telah dianulir oleh Komite Normalisasi dan mereka telah ikut kongres,” ujar Tri.

Namun, kasus berbeda terjadi pada Persema Malang dan Persibo Bojonegoro. Ini karena sanksi keduanya belum dicabut. Baik Persema malang dan Persibo mendapat sanksi dari PSSI dalam Kongres Bali. “Jadi, kalaupun sanksi itu tercabut, mereka tetap akan bermain di divisi utama,” pungkasnya.

PSM, Persema, Persibo disanksi PSSI akibat keikutsertaannya di LPI. Sanksi ini membuat ketiganya dilarang berpartisipasi dalam setiap kegiatan PSSI. Hanya PSM yang telah dicabut sanksinya oleh Komite Normalisasi PSSI dan telah mendapat lampu hijau mengikuti kompetisi musim depan.
http://www.republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar