Klub yang Tersakiti Bakal Jadi 'Bom Waktu' bagi PSSI

Ketua Umum Persija Ferry Paulus mengatakan, klub-klub yang merasa disakiti oleh PSSI terkait dengan ketidakjelasan penataan klub anggota kompetisi musim 2011-2012 bisa menjadi 'bom waktu' bagi PSSI sendiri.

"Kalau kondisi ini terus berlarut-larut, saya yakin dalam waktu dekat ini pasti akan ada 'bom waktu' yang siap meledak," ujar Ferry Paulus kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/9).

Hal itu dikatakan Ferry Paulus, mengingat hingga memasuki batas akhir verifikasi klub calon peserta kompetisi kasta tertinggi pada 26 September 2011, PSSI --dalam hal ini Komite Bidang Kompetisi-- masih memaksakan kompetisi diikuti oleh 24 klub.

Dari ke-24 klub tersebut, 14 di antaranya merupakan klub Liga Super Indonesia 2010-2011, empat tim yang baru promosi, ditambah enam klub baru yang status keanggotaannya tidak berdasarkan hasil promosi dan juga menyalahi Statuta FIFA dan PSSI.

Keenam klub tersebut adalah Persibo Bojonegoro, Persema Malang, PSM Makassar, Bontang FC, Persebaya dan PSMS Medan. Komite Eksekutif PSSI pada Rabu pekan lalu menetapkan ke-24 klub tersebut sebagai kontestan LSI musim depan, padahal sebelumnya sempat diputuskan hanya 18 klub yang layak berkompetisi di level tertinggi dan PSSI kembali menamainya dengan Liga Super Indonesia.

Ketidak-pastian sikap PSSI hingga akhirnya menetapkan 24 klub, memancing reaksi keras dari sejumlah pihak, bahwa langkah yang diambil PSSI telah menyalahi Statuta FIFA dan PSSI, mengingat alasan diikutsertakannya enam klub tambahan tak memiliki dasar hukum yang kuat.

Penentangan pun muncul, di antaranya dari anggota Komite Eksekutif PSSI sendiri, La Nyalla Mattalitti. Bahkan Harbiansyah Hanafiah yang sempat diangkat sebagai Direktur (Ketua) Badan Liga Indonesia langsung menyatakan mengundurkan diri sebagai reaksi ketidak-setujuannya atas kebijakan tersebut.

"Persija secara tegas menolak adanya enam tim tambahan tersebut. Andai dalam perjalanan kompetisi 18 tim nanti ada klub yang tak mampu, kalau mau diganti oleh klub lain silakan saja, asal tetap sesuai prosedur dan aturan yang berlaku," ujarnya.

Ferry Paulus mengatakan, ketidak-tegasan PSSI tersebut sangat berpengaruh kepada persiapan klub-klub calon peserta Liga Super utamanya dalam upaya merangkul sponsor. 

"Sponsor menjadi bimbang, karena mereka pun bertanya-tanya, kemana arah tujuan PSSI yang sebenarnya. Kami pun mengimbau klub-klub secepatnya merapatkan barisan guna meminta kejelasan arah dan tujuan PSSI ke depannya," ujarnya.

Terkait dengan klubnya sendiri, dimana Persija masih diminta untuk melakukan mediasi dengan pihak lain (Persija versi Hadi Basalamah) yang juga mengklaim dan ikut mendaftarkan tim Persija yang lain, Ferry menolak untuk melakukan mediasi.

"Persija yang kami kelola tidak bermasalah. Yang bermasalah itu bukan kami, jadi bukan kami yang harus melakukan mediasi dan kami menolak mediasi," ujarnya.

Ketika ditanya, bagaimana jika PSSI justru mengabulkan dan mensahkan Persija versi Hadi Basalamah karena faktor kedekatan dengan figur pemimpin di PSSI, Ferry Paulus dengan tegas mengatakan hal itu akan menjadi preseden buruk bagi PSSI sendiri.

"Kalau Persija yang lain dimenangkan, itu merupakan preseden yang sangat buruk dan kami pasti akan melakukan langkah hukum. Tim Persija yang kami kelola adalah dari tim sebelumnya yang sudah mengikuti kompetisi berpuluh tahun," demikian Ferry Paulus.
http://www.republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar