Performa Tim Nasional Cerminan Buruknya Kompetisi di Indonesia

Sepak bola di Indonesia mulai kisruh lagi. Setelah menunjuk Djohar Arifin menjadi pengganti Nurdin Halid sebagai pimpinan utama Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, harapan para penggemar sepak bola di negeri kepulauan ini membuncah setelah runtuhnya rezim Nurdin Halid dan berharap sepak bola di Indonesia membaik, ternyata masih banyak yang harus dibenahi lagi. Kompetisi Liga Prima Indonesia yang seharusnya digulirkan Sabtu ini (15/10), ternyata masih banyak PR yang harus dikerjakan oleh para petinggi LPI (Liga Prima Indonesia).

Dengan 24 tim yang terdaftar sebagai peserta LPI, bukan tidak mungkin, dalam seminggu satu tim akan bertanding tiga kali. Seperti yang saya baca di duniasoccer.compernyataan T.A Musafri, “Pemain akan terus dihadapkan pada kelelahan fisik. Pada akhirnya performa klub akan berantakan. Imbasnya, kualitas kompetisi juga akan menurun,”. Pernyataan penyerang Arema Indonesia ini memang harus diperhatikan dengan baik.

Kesiapan dari panitia pun menurut saya masih belum sempurna. Direktur kompetisi AFC, Suzuki Tokuoki yang telah melakukan verifikasi ke Indonesia. Masih banyak kekurangan yang masih harus diperbaiki lagi, seperti masalah stadion yang kurang layak. Hanya tiga stadion yang lolos verifikasi, diantaranya, Stadion Mandala milik Persipura, Stadion Jaka Baring milik Sriwijaya FC, dan Stadion Si Jalak Harupat milik Persib Bandung. Masalah keungan tim-tim peserta liga pun seharusnya diperhatikan. Jangan seperti yang sudah-sudah, memakai dana APBD, namun nol prestasi.

Sebagai cabang olahraga yang diminati oleh jutaan masyarakat di Indonesia, seharusnya para panitia dan para pemain juga memikirkan prestasi apa yang bisa mereka banggakan kepada masyarakat. Ribuan penonton yang berdesakkan di dalam stadion hanya untuk mendukung tim kesayangannya bertanding. Namun, bukan prestasi yang diberikan.

Jika kita melihat perjuangan Tim Garuda bertanding pada gelaran AFF Desember kemarin, secercah harapan kembali menyembul dibalik asa. Harapan untuk melihat para laskar merah putih mengangkat piala itu pun sirna, walaupun animo masyarakat setelah gelaran AFF terhadap Timnas meningkat. Sampai kemarin pertandingan kualifikasi Pra-Piala Dunia melawan Qatar, meskipun menelan pil pahit, para pendukung tetap setia menemani para pemain di pinggir lapangan.

Kalau dilihat bukan tidak mungkin kompetisi yang ada di Indonesia mencerminkan permainan Timnas. Para masyarakat juga pasti tahu, bagaimana kompetisi-kompetisi di Eropa mencerminkan baiknya permainan Timnas mereka. Sebagai contoh, liga Inggris, Liga Spanyol, dan Liga Italia. Mungkin agak sedikit bermimpi jika kompetisi di negara kita ini mencontoh kompetisi-kompetisi di negara tersebut. Performa Timnas tercermin dari baik buruknya kompetisi yang diadakan di suatu negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar