'This is Indonesia', Cerita Wim Rijsbergen Tentang Sepakbola Indonesia ke Koran Belanda

Media Belanda rupanya memperhatikan sepak terjang Wim Rijsbergen sebagai pelatih Timnas Indonesia. Salah satu harian terbesar di Belanda, Voklsrant, menulis tentang Wim dan Timnas Indonesia. Berikut petikannya:
Dua bulan Wim Rijsbergen menjadi pelatih tim nasional Indonesia. Dua bulan, tiga pertandingan, nol gol dan nol skor. Dan ini belum hal yang terburuk. Kalau saja dia bisa mendapatkan lebih banyak ruang gerak, mungkin akan lebih banyak skor yang bisa tercetak.
Tapi sepak bola Indonesia begitu simpang siurnya, sampai-sampai Wim sempat kelepasan melontarkan kata "Mimpi buruk" dalam wawancara. Bahasa halusnya, "Susah sekali berurusan dengan baik dan benar di sini," katanya.

Kira-kira setengah tahun lalu, Wim datang ke Indonesia untuk melatih kesebelasan PSM asal Makassar. "Saya adalah warga dunia. Tapi Belanda akan selalu menjadi rumah saya", sambungnya.

Karena adanya deformasi, dua bulan lalu tiba-tiba dia ditunjuk sebagai pelatih timnas Indonesia. Pelatih sebelumnya, Riedl, asal Austria, dipaksa lengser oleh PSSI.
Namun, kata Wim Rijsbergen, sang mantan ketua PSSI (Nurdin Halid) masih memegang tongkat kendali dari balik layar. "Banyak hal yang tau-tau terjadi begitu saja. Sepertinya kekuatan lama ingin mengambil kekuasan kembali. Tapi saya tidak ingin ikut campur lagi. Saya di sini untuk sepak bolanya dan bukan politik."

Menurut Volksrant, dalam PSSI kerap terjadi kecurangan, pertandingan-pertandingan dimanipulasi oleh para bandar judi. Tidak ada yang peduli dengan olah raganya sendiri. 

Kata Wim; "Sebagai pelatih timnas, saya tidak bisa-bisa apa. Posisi saya lebih gampang waktu di klub. Pemain ada di bawah kontrol saya 24 jam sehari, tiap hari. Di Makassar kami cukup sukses. Tujuh kemenangan berturut-turut. Tapi sayang kompetisi lalu dihentikan."

Pemain tim nasionalpun bukan seleksinya sendiri. Riedl yang menyusun formasi kesebelasan. "Mereka baru saling bertemu satu hari sebelum saya mulai di sini," cerita Wim.

Apa mau dikata? Tim yang bukan tim sepenuhnya. Pemain dengan stamina ala kadarnya serta minim disiplin. Di bawah kepemimpinannya Wim mengadakan dua kamp pelatihan. "Waktu pertama kali butuh empat hari sampai seluruh pemain lengkap. Yang satulah tantenya meninggal, yang satu lagi ini, yang sana itu. Selalu ada sesuatu. Dan kalau saya berkomentar, mereka hanya berkata 'This is Indonesia,' lalu nyengir," sambung Wim.
Untuk tipikal orang Belanda yang lurus-lurus saja, hal begini cukup mengherankan. Selasa kemarin (11/10), Indonesia kalah 3-2 dalam pertandingan krusial melawan Qatar. Stadion hanya terisi setengah. Para fans memboikot tim sebagai dukungan terhadap formasi lama PSSI dan pelatih pendahulu Wim.
Wim tidak terlalu terkejut dengan hasil ini. "Setidaknya mereka mencetak gol. Pertandingan juga cukup menghibur publik." Namun mengenai sepak bola Indonesia Wim tidak terlalu optimis. "Masih akan makan waktu bertahun-tahun untuk terjadi perubahan, kalau memang ada."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar