Terungkap satu lagi kebohongan PSSI sehubungan dengan bergulirnya kompetisi level teratas.
Dalam surat yang diterima Media Indonesia, Rabu (29/2), PSSI terbukti membohongi FIFA dengan mengatakan bahwa peserta Indonesian Premier League (IPL) semuanya merupakan klub-klub yang dulu berlaga di Indonesia Super League (ISL).
Pernyataan tersebut merupakan balasan PSSI atas permintaan bagian legal FIFA tertanggal 30 Januari 2012 yang meminta konfirmasi ulang atas keabsahan liga profesional yang kini bergulir di Tanah Air sesuai Statuta PSSI.
Dalam surat bertanda tangan Sekjen Tri Goestoro itu, PSSI dengan tegas menyatakan bahwa IPL merupakan satu-satunya kompetisi yang diakui oleh PSSI.
Namun di kalimat terakhir, PSSI mengatakan bahwa seluruh peserta IPL merupakan klub-klub liga super sehingga bergulirnya IPL tidak menyalahi Statuta PSSI.
"Partisipan IPL terdiri dari seluruh klub Liga Super seperti yang dimandatkan oleh Statuta PSSI," tulis Tri Goestoro dalam surat tertuju ke Konsil Legal mengenai Status Pemain FIFA Laura Romer Zantonelli itu.
Dari rencana slot 24 klub (18 ISL musim lalu plus 6 promosi gratis), kini peserta IPL hanya berjumlah 12 klub. Hanya Semen Padang dan Persijap Jepara yang merupakan peserta ISL musim lalu dan kini berkompetisi di IPL.
Dua sisanya yaitu Persiba Bantul dan Persiraja Banda Aceh merupakan tim promosi Divisi Utama. Sementara 6 lainnya promosi gratis (Persebaya, PSMS Medan, Bontang FC, Persema, PSM Makassar, dan Persibo Bojonegoro) dan beberapa merupakan klub kloningan (Jakarta FC kloning Persija dan dualisme Arema kloning Arema ISL).
Permintaan FIFA untuk mengonfirmasi keabsahan liga ini diduga terkait dengan status pemain yang akan berlaga di tingkat tim nasional. Seperti diberitakan sebelumnya, PSSI meminta FIFA mengabulkan sejumlah nama baru yang akan diturunkan untuk berlaga di partai terakhir kualifikasi Pra Piala Dunia 2014 kontra Bahrain.
Awalnya, FIFA menolak opsi tersebut dan meminta PSSI menurunkan skuat lama yang terdiri dari Bambang Pamungkas cs. Namun dengan adanya surat ini, FIFA memperbolehkan PSSI mengirim nama-nama yang hanya terdiri dari para pemain IPL.
Pembohongan soal kompetisi ini juga bakal dijalankan dalam Kongres Tahunan di Palangkaraya, 18 Maret 2012 mendatang. Meski sudah pasti tidak mengundang klub-klub Indonesia Super League di kongres tahunan, PSSI mencatut nama kompetisi yang dijalankan oleh PT Liga Indonesia itu.
Hal tersebut terungkap dalam dokumen Laporan Kegiatan PSSI Juli 2011-Februari 2012 yang diterima Media Indonesia, kemarin. Di halaman 3 tentang pelaksaan kompetisi liga profesional, PSSI menulis menjalankan ISL (bukan IPL) sebagai kompetisi kasta teratas di Tanah Air.
"Sesuai penetapan PSSI, pengelola kompetisi sepakbola profesional diserahkan kepada PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Ada dua kompetisi yang dijalankan, yaitu Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama," kata pernyataan dalam laporan pertanggungjawaban PSSI tersebut.
Hal tersebut dilakukan agar kongres tidak bertentangan dengan Statuta PSSI Pasal 23 ayat 1a bahwa peserta kongres adalah 18 klub Liga Super. Hal tersebut juga dikukuhkan dalam Kongres Bali Januari 2011 lalu yang juga disebut dalam laporan pertangungjawaban tersebut meski Ketua Umum Djohar Arifin Husin berkali-kali menegaskan tidak mengakuinya.
"Liga super itu kan cuma istilah dalam Statuta saja, di pelaksanaannya kita menjalankan liga teratas dengan nama IPL dan di laporan pertanggungjawaban juga yang kita tulis adalah IPL, bukan ISL," kilah Ketua Panitia Kongres Tahunan Tondo Widodo ketika dihubungi Rabu (29/2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar