Mengejar Piala Dunia ala Timnas

Timnas sepak bola Indonesia kembali jadi sorotan pecinta Merah Putih setelah gagal merebut kemenangan perdana di dua laga babak penyisihan grup E Pra Piala Dunia 2014 Brasil.
Bahkan peringkat Indonesia di Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) pun merosot tajam delapan tangga dari posisi 131 ke urutan 139 untuk bulan September ini.
Sementara dua elit Asia seperti Juara Asia Jepang mampu bertengger di urutan 15 dan Australia di posisi ke-19.
Selanjutnya tiga pesaing Merah Putih di kualifikasi zona Asia ini yakni Iran yang juga tim elit Asia ini bercokol di posisi 50, disusul Qatar berada di urutan 97 dan Bahrain di 104.
Untuk tim sepuluh besar dunia yang selalu menjadi langganan tampil di Piala Dunia adalah Spanyol, Belanda, Jerman, Uruguay, Portugal, Italia, Brazil, Inggris, Kroasia dan Argentina.
Indonesia harus berjuang lebih keras untuk dapat tampil di ajang sepak bola bergengsi empat tahunan ini di Brasil 2014.
Di dua laga perdana, Indonesia kalah saat tandang melawan Iran pada 2 September 2011 dan Merah Putih pun kembali menyerah 0-2 dari tim tamu Bahrain di Gelora Bung Karno Jakarta pada 6 September 2011.
Empat pertandingan sisa harus dimenangkan jika ingin melangkah ke putaran ketiga zona Asia.
Dengan dua kekalahan itu, Tim Garuda sementara harus puas di posisi buncit grup E. Tim Merah Putih belum mengoleksi satu poin pun dari dua kali laga (kalah 0-3 atas Iran dan kalah 0-2 atas Bahrain).
Iran dan Bahrain mengoleksi sama empat poin dari dua kali pertandingan. Hanya Iran berada di puncak klasemen grup E dengan unggul dalam selisih gol dari Bahrain.
Posisi ketiga klasemen grup E dipegang Qatar dengan dua poin dari dua kali hasil imbang (imbang 0-0 melawan Bahrain dan imbang 1-1 melawan Iran).
Indonesia yang ditangani pelatih asal Belanda Wim Rijsbergen masih tumpul di lini depan bahkan sudah kebobolan lima gol.
Perjuangan pun bertambah dengan dikabarkan adanya ancaman mogok sejumlah pemain untuk berlaga setelah pada pertandingan sebelumnya, yaitu melawan Bahrain kalah 0-2, pelatih Wim Rijsbergen menyudutkan pemain dengan komentarnya.
Aksi ini tentunya berdampak buruk bagi keutuhan timnas. Tidak saja melawan musuh tetapi juga harus mampu melawan diri sendiri.
Penanggung jawab timnas Bernhard Limbong langsung memanggil para pemain termasuk juga akan menanyakan adanya pertemuan beberapa pemain dengan mantan pelatih timnas Alfred Riedl.
Limbong menilai komunikasi dengan seluruh pemain sangat diperlukan, apalagi timnas akan menghadapi pertandingan krusial.
Sebelum melakukan pemanggilan kepada seluruh pemain, pihaknya terlebih dulu melakukan pemanggilan jajaran ofisial, termasuk pelatih guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
“Kami sudah bicara dengan pelatih (Wim Rijsbergen). Saya juga sudah bilang agar memahami karakter orang Indonesia,” tegasnya.
Kepada rekan-rekannya, pemain senior Bambang Pamungkas telah meminta untuk menenangkan diri, dan menurutnya aksi boikot bukanlah sesuatu yang bijak untuk dilakukan menyusul indikasi pelatih Wim lepas tangan atas kekalahan Indonesia dari Iran dan Bahrain.
“Untuk tujuh pemain yang sempat menyatakan keberatan untuk kembali ke tim nasional, adalah hak kalian untuk bersikap demikian, tetapi saran saya adalah beristirahatlah dulu kawan-kawan. Nikmatilah waktu bersama keluarga yang sudah beberapa waktu kalian tinggalkan,” demikian tulis Bepe dalam blog pribadinya baru-baru ini.
Pada Kamis (22/9), PSSI akhirnya bertemu dengan 16 pemain timnas senior sementara 15 pemain tak hadir dengan berbagai alasan.
Bernard Limbong sebagai Penanggungjawab Timnas Indonesia mengklaim, konflik di tubuh Timnas Senior yang sempat mencuat antara pemain dan pelatih sudah berakhir. Konflik yang merebak setelah pertandingan itu terjadi hanya karena emosi sesaat.
Sebagai upaya agar kejadian serupa tak terulang, manajemen Timnas akan mengupayakan menghadirkan psikolog dalam jajaran Timnas.
Tim Merah Putih memiliki kesempatan untuk lepas dari keterpurukan di grup E ini jika mampu mengatasi Qatar di laga ketiga Pra-Piala Dunia 2014 yang akan berlangsung pada 11 Oktober 2011. Pertandingan lainnya akan bertemu Iran dan Bahrain.
Timnas pun bersiap. PSSI kembali memanggil timnas yang akan mulai berlatih pada 1 Oktober mendatang. Satu kali uji coba pun disiapkan dengan menantang Arab Saudi di Kuala Lumpur Malaysia, 7 Oktober mendatang.
Sekjen PSSI Tri Goestoro menjelaskan pemain timnas yang akan dipanggil kemungkinan sama saat menghadapi Bahrain meski sebelumnya terjadi salah paham antara pemain dengan pelatih.
Sementara lawan Indonesia, Qatar juga berlatih di Malaysia sebelum bertolak ke Jakarta. Suratkabar Al-Raya memberitakan, tim besutan Sebastiao Lazaroni ini akan bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada 5 Oktober nanti.
Sementara itu, mantan pelatih Indonesia, Alfred Riedl, membantah telah memprovokasi pemain timnas agar tidak memperkuat tim Garuda pada partai melawan Qatar.
Meski tidak lagi menangani Bambang Pamungkas dan kawan-kawan, Riedl tetap menaruh perhatian kepada timnas yang salah satu adalah memberikan pesan agar Indonesia konsentrasi untuk menjadi juara di Asia Tenggara.
“Semuanya harus dilakukan berjenjang. Mulai dari juara Asia Tenggara, Asia, dan turun di Piala Dunia,” kata pelatih berasal dari Austria yang dilirik kembali untuk menangani Timnas Laos itu.
Sebelumnya, asisten pelatih tim nasional senior, Liestiadi, mengatakan bahwa dalam menghadapi empat sisa laga Pra Piala Dunia 2014 pihaknya akan tetap mengoptimalkan kemampuan seluruh pemain yang ada.
Hal itu dipertegas oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin, meski Timnas Senior menderita dua kekalahan pada laga putaran ketiga Pra Piala Dunia 2014, namun mereka akan tetap dipertahankan untuk menghadapi empat sisa laga berikutnya.
“Kita akan pertahankan mereka karena mereka merupakan pemain terbaik yang sedang kita miliki saat ini. Kita akan tetap menurunkan mereka untuk menghadapi empat sisa pertandingan Pra Piala Dunia,” kata Djohar yang baru terpilih dalam Kongres Luar Biasa PSSI pada beberapa bulan lalu itu.
Djohar mengingatkan bahwa Timnas Senior telah berprestasi mengantarkan Indonesia ke putaran ketiga, suatu ulangan pencapaian yang pernah diraih Indonesia pada tahun 1986.
Pada bagian lain Djohar mengingatkan bahwa tim-tim yang dihadapi Indonesia pada Pra Piala Dunia kali ini memang merupakan tim-tim elit Asia dan memiliki kelas yang lebih baik dibanding Indonesia.
Indonesia harus mampu bermain dengan gaya kita sendiri dan jangan sampai terpengaruh oleh lawan. Jika tidak Merah Putih kembali bermimpi untuk tampil di ajang Piala Dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar