Bakrie Kuasai Saham Klub Juara Liga Australia

Sebuah perusahaan Indonesia dari Bakrie Group membeli 70 persen saham juara bertahan Liga Australia (A-League), Brisbane Roar. Bakrie sekaligus menjadi perusahaan asing pertama yang memegang saham mayoritas sebuah klub Australia.

Menurut Federasi Sepak Bola Australia (FFA), Jumat, 7 Oktober 2011, Bakrie telah mencaplok saham tersebut dengan izin untuk 10 tahun. FFA sendiri yang memiliki kembali izin Brisbane Roar sejak Maret 2011 memegang saham 30 persen di klub itu.

Anggota Komite Etik Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) Dali Tahir bakal menjadichairman Brisbane Roar.

Presiden Pelita Jaya Cronus, Aga Bakrie, mengatakan perusahaan mereka memiliki komitmen jangka panjang di Roar. “Ini merupakan peluang bukan hanya untuk mendukung perkembangan sepak bola di Brisbane, tetapi juga memperkuat hubungan antara Australia dan Indonesia,” ujar Bakrie. “Kami punya rekam jejak yang kuat dalam investasi di sepak bola. Dan kami akan terus menyokong klub ini seiring pertumbuhannya.”

“Kami bekerja keras untuk mencari investor baru yang tepat untuk liga tahun lalu. Dan kami yakin kami telah menemukan pemilik baru yang fantastik yaitu Bakrie Group,” ujar Chief Executive FFA Ben Buckley dalam pernyataannya, Jumat, 7 Oktober 2011.

“Mereka memiliki latar belakang yang kuat di sepak bola melalui kepemilikan beberapa klub dan kepentingan mereka sejalan dengan visi kami untuk Roar,” tambah Buckley.

Selain di Australia, Bakrie juga memiliki saham di klub-klub luar negeri seperti Belgia dan Uruguay. Di Indonesia, Bakrie merupakan pemilik klub Pelita Jaya. Di Belgia, Bakrie memegang saham klub Cercle Sportif Vise. Klub ini berlaga di Divisi Dua Belgia.

Sementara di Uruguay, Bakrie menanam saham di Futbol S.A.D yang berlaga di divisi usia di bawah 17 tahun dan divisi di usia di bawah 19 tahun.

Brisbane membuka musim 2011-2012 pada Sabtu ini melawan Central Coast Mariners. Sebagai juara Liga Australia, Roar juga bakal tampil di Liga Champions Asia musim ini.

Roar bukan satu-satunya tim di Liga Australia yang sahamnya dimiliki pihak asing. Sydney FC juga sebagian sahamnya dimiliki pihak asing, meski tidak mayoritas. Menurut FFA, sebanyak 20 persen saham Sydney FC dipegang miliuner Rusia, David Traktovenko, melalui perusahaan manufaktur miliknya.

Liga Australia dihantam masalah soal kepemilikan klub belum lama ini. Akibatnya, FFA mengambil alih izin Brisbane awal tahun ini. Sedangkan North Queensland Fury gulung tikar akibat masalah keuangan. Bangkrutnya North Queensland membuat Liga Australia hanya diperkuat 10 tim. Beberapa klub lain juga mengalami masalah.

Dua pekan lalu, FFA mengatakan Wellington Phoenix bakal bermain di bawah pemilik baru. Pasalnya, pemilik lama sekaligus pendiri mereka, Terry Serepisos, memutuskan untuk mundur. Keputusan mundur Serepisos terjadi akibat pengusaha properti itu mengalami kesulitan keuangan. Akibatnya, satu-satunya klub berbasis di Selandia Baru tersebut bakal diambil alih sebuah konsorsium pengusaha lokal.



www.tempointeraktif.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar