Kompetisi di Tangan Johar

TAHUN ini kompetisi sepak bola Liga Indonesia akan berbeda dengan kompetisi-
kompetisi tahun sebelumnya. Berbeda karena kompetisi Liga Indonesia 2011-2012 akan diikuti 24 klub! Kepastian ini didapat setelah Ketua Umum PSSI Johan Arifin keukeuh ingin mengikutsertakan Bontang FC, Persebaya Surabaya, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, PSM Makassar, dan PSMS Medan ke dalam kompetisi (yang konon) paling bergengsi di tanah air itu.

Keputusan Johar menambah jumlah peserta Liga Indonesia, menjadi blunder di awal kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di PSSI. Apa yang dilakukan Johar soal peserta Liga Indonesia banyak menuai kritik, kalau tidak mau disebut kemarahan, dari banyak pihak. Padahal di bawah rezim baru, masyarakat pecinta sepak bola di tanah air berharap Liga Indonesia berjalan mulus dan kualitasnya meningkat.


Kompetisi Liga Indonesia memang menjadi ujian pertama Johar. Menciptakan kompetisi yang berkualitas tentu bukan perkara gampang. Dan ini tentu sudah disadari oleh Johar. Johar yang tentu mafhum dia sedang ditunggu masyarakat untuk membuktikan bahwa dia tidak akan mengulang kesalahan Nurdin Halid.


Bila kompetisi tahun ini tidak ada perubahan, apalagi bila lebih bobrok dari kompetisi di masa kepemimpinan Nurdin, maka sepak bola Indonesia benar-benar berada di tubir jurang kehancuran seperti diramalkan banyak orang.


Johar tentu tidak mau ramalan itu menjadi kenyataan. Namun blunder demi blunder makin mendekatkan dirinya kepada kenyataan ramalan itu. Kita tahu, sebelum memberi restu kompetisi Liga Indonesia diikuti 24 klub, Johar sudah melengserkan pelatih Alfred Riedl untuk memuluskan langkah Wim Rijsbergen ke tim Merah-putih. Apakah kualitas Rijsbergen berada di bawah Riedl, tentu masih harus dibuktikan. Satu yang pasti keputusan mendepak Diedl ditentang Bambang Pamungkas cs. Keutuhan timnas pun goyah seperti perahu menjelang karam.


Mari kita buka lagi catatan perjalana timnas Indonesia di bawah komando Rijsbergen. Pada pertandingan kualifikasi Pra-Piala Dunia Grup E zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno yang disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 6 September lalu, Indonesia dipermalukan Bahrain 0-2.


Kualitas kepelatihan Rijsbergen kembali akan ditunggu pada 11 Oktober mendatang. Pada tanggal ini Indonesia akan menjamu Qatar. Qatar yang akan dijamu di Stadion GBK, kualitasnya tentu jauh lebih bagus dibanding Bahrain. Mudah-mudahan Indonesia bisa membuat kejutan dengan mengalahkan Qatar untuk menjaga peluang bisa tampil di putaran final Piala Dunia. berhadapan dengan tim sekelas Qatar.


Konon timnas yang bagus adalah buah dari kompetisi yang bagus pula. Bila perkara menata jadwal kompetisi saja masih belum khatam, maka jangan berharap bisa mendapatkan timnas yang tangguh dan meunangan. Pada titik inilah, kinerja Johar dan  rengrengan-nya di PSSI ditunggu banyak pihak.


Ingat membentuk timnas yang kuat tidak segampang membalik telapak tangan. Ada rangkaian proses dan waktu panjang untuk mendapatkan timnas yang berkualitas. Artinya formula naturalisasi seperti yang diterapkan kepada Cristian Gonzalez dan Irfan Bachdim terbukti bukan pilihan terbaik, walaupun mampu meletikkan sebuah harapan.


Kompetisi Liga Indonesia 2011-2012, diagendakan digelar pada pertengahan Oktober ini. Mampukah Johar (dalam hal ini PSSI) menepati janji untuk menggelar kompetisi dengan jadwal yang ajek. Sekali lagi inilah ujian pertama Johar. Bila dalam ujian pertama saja sudah tidak lulus, jangan salahkan masyarakat pencinta sepak bola di tanah air bila menilai PSSI hanya berganti rezim tanpa ada perubahan. 
http://jabar.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar