PSSI Siapkan Sanksi untuk 12 Klub Penolak Kompetisi

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menunggu sikap resmi dari 12 klub yang kabarnya akan memboikot Indonesian Premier League (IPL) yang telah digulirkan kemarin. Meski begitu, PSSI mengingatkan agar klub-klub tak nekat menggelar liga tandingan karena bisa dijatuhi sanksi.

"Selama ini, kan, masih dalam pemberitaan, belum ada yang resmi, baik dalam bentuk surat atau pernyataan sikap yang masuk ke PSSI. Jadi, saya masih menganggap tidak ada apa-apa, masih tetap 24 klub pesertanya," kata Ketua Komite Kompetisi Sihar Sitorus ketika dihubungi, Ahad, 16 Oktober 2011.

Perpecahan klub-klub peserta kompetisi terjadi saat manager meeting clubsberlangsung di Hotel Ambhara, Kamis malam, pekan lalu. Saat itu, klub-klub terbelah menjadi dua kubu. Kubu pertama yang terdiri dari 10 klub setuju kompetisi diikuti 24 klub dengan PT Liga Prima Sportindo sebagai operatornya.

Ke-10 klub ini yaitu Persiraja Banda Aceh, PSMS Medan, Persibo Bojonegoro, Persija Jakarta, PSM Makassar, Arema, Persema Malang, Persiba Bantul, Persijap Jepara, dan Persebaya Surabaya. Adapun kubu kedua, yang didukung 12 klub peserta liga musim sebelumnya (Indonesian Super League), menolak peserta kompetisi sebanyak 24 klub.

Selain menilai telah menyalahi statuta, mereka juga beranggapan 24 klub peserta kompetisi terlalu banyak sehingga memberatkan keuangan klub. Mereka juga tetap menganggap PT Liga Indonesia sebagai operator liga yang sah. 

Ke-12 klub yang berencana memboikot kompetisi Indonesian Premier League, yakni Persebaya (versi Wisnu Wardhana), Persipura Jayapura, Persisam, Persiwa, PSPS, Deltras, Persidafon, Pelita Jaya, Persiba Balikpapan, Persela, Sriwijaya FC, dan Mitra Kukar.

Sihar mengatakan sikap klub-klub penolak kompetisi tersebut selama ini hanya disampaikan satu-dua orang. Mereka, kata Sihar, belum tentu mewakilkan ke-12 klub tersebut. "Masih satu-dua orang yang menyatakan sikap, tidak bisa diasumsikan suara 12 klub," katanya. 

Mengenai adanya tanda tangan para pengurus klub-klub tersebut dalam pernyataan menolak kompetisi diikuti 24 klub, Sihar mengaku belum melihat surat pernyataan itu. "Saya belum lihat tanda tangan itu. Meskipun tuntutan mereka saya sudah baca, tapi saya tidak mau spekulasi," katanya.

Karena belum adanya sikap resmi ke-12 klub tersebut, kata Sihar, PSSI pun belum bisa mengambil langkah. Namun ia mengingatkan kompetisi tandingan yang rencananya akan digelar 1 Desember mendatang, bisa membuat PSSI menjatuhkan sanksi kepada mereka. "Mereka, kan, sudah tahu konsekuensinya, PSSI hanya mengakui satu kompetisi," katanya.

Namun Sihar enggan menyebutkan jenis sanksi yang mungkin akan dijatuhkan kepada klub-klub yang menolak Indonesian Premier League lalu membuat kompetisi tandingan itu. "Kan, ada aturannya, bisa dirangkul atau disetop kompetisi mereka. PSSI punya kewenangan itu," katanya.

Sihar enggan menyebutkan rincian sanksi yang mungkin bisa dijatuhkan kepada klub-klub penolak Indonesian Premier League. Yang jelas, kata Sihar, sanksi akan dikenakan ke klub, bukan ke pengurusnya. "Mungkin yang memutuskan (sanksi) itu exco (Komite Eksekutif) atau Komite Disiplin, saya belum memikirkan itu sih," katanya. 

Ia berharap kompetisi Indonesian Premier League bisa terus berjalan sesuai agenda. Setelah kick off 15 Oktober kemarin dengan mempertemukan Persib melawan Semen Padang, liga akan kembali bergulir 26 November. "Karena ada SEA Games," katanya. Verifikasi pemain sendiri, kata Sihar, akan mulai dilakukan 26 Oktober ini.

La Nyalla Mattaliti, Ketua Komite Hukum sekaligus anggota Komite Eksekutif PSSI, yang berdiri di kubu 12 klub penolak kompetisi Indonesian Premier League, membantah jika pihaknya dituding membuat kompetisi tandingan. 

Sebaliknya, kata dia, justru PSSI dengan Indonesian Premier League-lah yang membuat kompetisi baru. "Kami justru menghidupkan Indonesia Super League, bukan membentuk kompetisi baru," katanya.

Kesalahan lainnya, kata La Nyalla, Indonesian Premier League digulirkan oleh PT Liga Prima Sportindo. Padahal sesuai hasil kongres di Bali beberapa waktu lalu, operator liga harus tetap PT Liga Indonesia. 
http://www.tempointeraktif.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar