Saat Keputusan PSSI Dianggap Rugikan Klub


Menjelang Liga Super Indonesia yang akan bergulir pada 15 Oktober 2011, tiga klub kontestan yakni Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, dan Arema Malang sedang mengalami masalah. Ketiga klub itu merasa dirugikan dengan keputusan PSSI terkait penyelesaian konflik internal masing-masing.
Arema terpecah menjadi dua yakni kubu Rendra Kresna dan Muhammad Nur. Keputusan mengenai status Arema tecantum dalam surat bernomor 1698/AGB/152/IX-2011 tanggal 23 September 2011 lengkap ditandatangani Sekretaris Jenderal PSSI, Tri Goestoro.
Dalam surat itu disebutkan bahwa PSSI mengakui klub Arema Indonesia di bawah M Nur (PT Arema Indonesia/Yayasan Arema Indonesia) sebagai anggota PSSI. Sehingga mereka berhak mengikuti seluruh kegiatan yang menjadi agenda PSSI, sesuai hasil rapat Eksekutif Komite di Jakarta pada Kamis, 22 September 2011.
Hal yang sama terjadi pada Persija. Setelah munculnya konflik pengelolaan di tubuh Persija yang melibatkan tiga badan hukum berbeda yakni kubu Nachrowi dan Toni Tobias di bawah bendera PT Persija Jakarta, kubu Bambang Sucipto dan Hadi Basalamah di bawah bendera PT Persija Jaya serta kubu Benny Erwin dan Ferry Paulus dengan bendera PT Persija Jaya Jakarta, PSSI akhirnya memutuskan bahwa hak pengelolaan jatuh kepada PT Persija Jaya.
Sementara itu, di Persebaya, PSSI memutuskan dua pihak yang bersengketa, yaitu PT Persebaya Indonesia (PI) yang merupakan manajemen Persebaya 1927 yang digawangi Saleh Ismail Mukadar dan Cholid Goromah berhadapan dengan PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB), yang merupakan manajemen Persebaya Surabaya versi Divisi Utama untuk melakukan merger dengan membentuk badan hukum baru untuk bisa mengikuti kompetisi musim depan.

Protes Suporter
Keputusan PSSI yang dianggap merugikan itu disambut oleh protes keras suporter. Di kubu Arema, Aremania menilai bahwa kubu Rendra Kresnalah yang telah berusaha keras mempertahankan perjalanan Arema sebagai sebuah organisasi, baik dari sisi finansial, operasional, maupun teknis.
"Manajemen Arema memohon maaf kepada Aremania atas ketidaknyamanan ini,” ujar media officer Arema, Sudarmadji melalui pesan singkat. "Namun keputusan PSSI jauh dari yang kita inginkan bersama," beber Sudarmadji.
Jakmania juga sempat melakukan demo di kantor PSSI pada Senin, 3 Oktober 2011. Aksi tersebut, menurut koordinator aksi, Dicky Sumarno, tak lepas dari wujud keprihatinan Jakmania terhadap nasib para pemain Persija yang saat ini telah dikontrak selama tiga tahun oleh kubu Fery Paulus. Seperti diketahui, Persija versi Fery Paulus telah mengikat kontrak dengan para pemain Persija, seperti Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan, maupun Robertino Pugliara.
"Kami akan memboikot apapun bentuk kegiatan Persija selama dikelola orang-orang LPI (Liga Primer Indonesia). Persija bukan klub LPI. Persija adalah Persijanya Bambang Pamungkas dan kawan-kawan. Bukan punyanya Hadi Basalamah," ujar Dicky di kantor PSSI, Senin, 3 Oktober 2011.
Menurut Dicky, kekhawatiran mengenai nasib para pemain Persija saat ini merupakan imbas dari adanya kabar yang menyebutkan jika kubu pemilik Persija yang dimenangkan PSSI akan membuang pemain lama dan menjadikan para pemain Jakarta FC yang bermain di LPI sebagai bagian kekuatan tim Persija musim depan.
Sementara itu, PSSI yang memutuskan proses merger Persebaya ditolak oleh bonekmania. Dalam aksi demo di depan Balai Kota Surabaya, Hamim Gimbal dirigen Bonekmania menuntut Wali Kota turun tangan. Terkait siapa yang disahkan, suporter tidak mau ambil pusing. “Kami tidak mau terjebak dalam aksi dukung mendukung. Kami hanya berharap masalah ini segera tuntas dan Persebaya bisa ikut kompetisi. Ingat, hanya ikut kompetisi di bawah naungan PSSI,” tegasnya.
Nasib Pemain Tak Jelas
Keputusan PSSI itu membuat nasib pemain menjadi tidak jelas, terutama yang sudah menandatangani kontrak dengan salah satu kubu. Di kubu Arema, 8 pemain memutuskan mengundurkan diri.
Proses pengunduran diri ini  diikuti dengan pengembalian uang muka kontrak yang sempat mereka terima sebelumnya. Empat pemain baru Arema Indonesia yang sebelumnya dikontrak oleh Manajemen Rendra Kresna, saat ini statusnya tidak jelas.
Sementara itu nasib pemain Persija versi Ferry Paulus juga tidak jelas. Pasalnya, Persija versi Ferry mengikat kontrak para pemain seperti Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan, maupun Robertino Pugliara selama 3 tahun. Sedangkan PT Persija Jaya usai ditunjuk PSSI sebagai pengelola tim Persija Jakarta justru berencana mengikat pemain-pemain yang musim lalu membela Jakarta FC di kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI).
Di kubu Persebaya juga terjadi permasalahan. Masalah muncul setelah PT MMIB mendekati Miroslav Janu sebagai pelatih. Sedangkan Persebaya 1927 yang ditunjuk PSSI untuk mengarungi kompetisi sudah mendatangkan arsitek Portugal Divaldo Alves sejak pertengahan Agustus lalu menggantikan Aji Santoso.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar